RAKYATKU.COM - Militer Amerika Serikat (AS) menembak objek yang diduga balon mata-mata China di atas Samudra Atlantik pada Sabtu (4/2).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Llyod Austin mengatakan balon udara yang sudah ditembak jatuh merupakan alat pemerintah China untuk 'mengawasi situs-situs strategis di benua Amerika Serikat'.
Presiden AS Joe Biden dikatakan sudah memberi lampu hijau bagi Pentagon menembak jatuh balon itu pada Rabu.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Austin mengatakan hal itu dilakukan 'segera setelah misi ini bisa diselesaikan tanpa risiko yang tidak semestinya bagi nyawa orang Amerika di bawah lintasan balon'.
Kementerian Pertahanan disebut membuat opsi menjatuhkan balon itu dengan aman di atas perairan teritorial AS, sambil mengamati cermat lintasan dan aktivitas intelijen.
"Tindakan yang disengaja dan sah hari ini menunjukkan bahwa Presiden Biden dan tim keamanan nasionalnya akan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan rakyat Amerika sambil menanggapi secara efektif pelanggaran kedaulatan kita (oleh China) yang tidak dapat diterima," kata Austin.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
Jet militer AS F-22 dari pangkalan udara di Virginia melumpuhkan balon itu pada Sabtu (4/2), 14.39 ET, menggunakan misil AIM-9X.
Tiga bandara di South Carolina dan North Carolina dihentikan sementara saat operasi itu dilakukan.
Klaim AS tentang fungsi balon itu bertentangan dengan pernyataan China sebelumnya yang menyebutnya sebagai alat penelitian, terutama meteorologi.
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
Sebelumnya, balon mata-mata China bikin heboh usai melintas di Amerika Serikat (AS).
Jalur terbang balon seukuran tiga bus itu berdekatan sejumlah lokasi sensitif di AS. Balon ini juga sempat terlihat di atas Montana, lokasi bawah tanah rudal balistik antarbenua AS.
China sudah mengonfirmasi kepemilikan balon itu, yang dikatakan berfungsi untuk penelitian, terutama meteorologi.
Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas
Insiden balon ini telah membuat rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke China batal.
Sumber: CNN Indonesia